KISAH RAPDI RAHASIWI PENYEMANGAT
Assalammualaikum
warohmatullahi wabarakatuh. Ini adalah kisah seorang anak yang pesemangat. Aku
terlahir kedunia ini sebagai seorang anak laki-laki unggulan kenapa bisa
disebut seorang anak unggulan karna aku satu-satunya anak laki-laki dalam
keluarga ini dari Rahim seorang ibu yang hebat Sauyah namanya cantikkan nama
ibuku. Aku dilahir oleh ibuku di Puding Besar, Bangka Belitung
tepatnya 15 juli 1996. Namaku untuk ukuran anak laki-laki cukup panjang yaitu
Rapdi Rakasiwi banyak sekali perubahan dari nama itu karna beberapa sebab yang
tak pernah terduga. Itu terjadi karena disebabkan oleh kepala sekolah dasar ku
dulu. Ia membuat namaku di STTB (surat tanda tamat belajar) salah penulisannya
jadi namaku menjadi Rapdi Rahasiwi. Titik sekilas akhiran namaku yang mirip
cewek.
Aku memiliki saudara dua orang kakak
perempuan dan seorang adik perempuan. Ya mereka lah saudara terbaikku.namun
kakak tertuaku meninggal karna mengidap sebuah penyakit turunan yaitu asma
(sakit yang terjadi pada saluran pernapasan). Ya dia lah kakak ku yang tertua
yang aku tak tahu bagaimana ia diwaktu kecil. Kakak perempuanku yang kedua itu
sangat lah seperti ibuku bahkan terkadang aku tak bisa nmembedakan antara ia
dan ibuku ya Rosmini namanya. Saudara yang terakhir adalah adikku yang memiliki
kesabaran yang sangat luar biasa karna ia sanggup bertahan dan menahan air mata
nya demi kami dan keluarga nya namanya Rohati. Ya kalau di ingat-ingat dari
tadi seluruh nama yang diberikan kedua orang tuaku awalannya R semua kecuali
kakak ku yang tertua yang meninggal itu
namanya Selona.
Terakhir ayahku, seorang yang hebat dan pekerja keras demi
kami anak-anaknya yang beliau sayangi ini. Ayahku adalah seorang laki-laki hebat karna beliau
mampu menyekolahkan ku hingga ke perguruan tinggi negeri walaupun beliau hanya
lah seorang buruh serabutan dan seorang
petani yang tak menetap. Aku bangga memiliki keluarga seperti mereka.
Sebelum aku dilahirkan dan setelah
kelahiran ku pun kehidupan keluargaku
berada dimasa-masa yang sulit secara ekonomi. Jadinya , ayahku selalu mengajak
keluarganya hidup nomaden alias berpindah-pindah tempat tinggal dari daerah
satu ke daerah yang lainnya demi mencari kehidupan dan peruntungan yang lebih
baik. Kendati dengan tetap menekuni profesinya sebagai petani yaw ajar lah
ayahku itu Sekolah dasar pun tak tamat ia hanya memiliki keahlian sebagai
seorang petani saja. Masa kesulitan ekonomi pun kian hari makin menjepit
kehidupan keluarga kami. Itu berlanggsung cukup lama. Pokoknya kala itu ,
keluarga hidup tengah kondisi perekonomian masyarakat yang sedang benar-benar memperihatinkan, ya wajarlah kala
itu bukan hanya kami yang mengalami kesulitan itu. Kemerosotan ekonomoi hamper
menyelimuti seluruh warga disekitar kami.
Ketika aku duduk dikelas 1 sekolah
dasar kedua orang tuaku membawa keluarga kami pulang ke kampung halaman. Beliau
membawa kami kembali ke kota kelahiran kami ya itu lah Puding Besar. Karena
waktu kembali ke Puding Besar beliau tahu akan membawa kami pindah dimana maka
ayahku berpikir keras untuk membawa keluarga nya dimana. Akhirnya ditemukan lah
sebuah gubuk(rumah panggung yang terbuat dari kayu yang berada ditengah kebun).
Gubuk itu adalah milik nenek dan kakekku sendiri.waktu itu suasana tempat yang
kami tinggali itu sangat lah menyeramkan kenapa bisa begitu , karena rumah yang
kami tinggali itu jauh dari perumahan warga daerah yang aku tinggali itu masih
dikelilingi dengan kebun sahang (lada) dan hutan. Tetapi disini lah cerita yang
akan aku mulai dengan semangat yang tinggi dan penuh perjuangan. Di sini lah
dua sosok pahlawanku ayah dan ibuku berjuang untuk meningkatkan taraf kehidupan
kami. ketika itu aku tak tahu apa itu rasanya malu ,susahnya hidup karena waktu
itu aku belum tahu apa-apa, yang aku tahu hanyalah makan,bermain dan tertawa ya
itu lah masa kecilku. Di rumah ini yang baru ini banyak teman-teman sekitar
tempat tinggalku datang untuk mengajakku bermain bersama mereka. Saat mereka
datang kerumah aku sangat bahagia , waktu ku
pun hanya habis untuk bermain bersama mereka. Namun ketika mereka
kembali kerumah masing-masing aku dengan kedua saudaraku hanya bermain bertiga
saja. Hari kian berlalu dan terus
berganti. Persaudaraan kami semakin terjalin erat dan aku sangat bahagia jika bersama
seluruh keluargaku dirumah.
Meski pun kami dalam keadaan yang
sangat sulit dan penuh kekurangan namun karna saling menjaga dan saling sayang
rasanya rasa sulit malah menjadi hal nikmat untuk aku nikmati. Kadang kala
makan nasi singkong saja terasa makan yang sangat mewah dan enak-enak. Aku
belajar dari ibuku yang selalu
mengajarkan bagaimana caranya untuk selalu hidup bersyukur . meskipun rumah
keluarga kami tak pantas untuk disebut rumah dengan lampu penerangan bahkan
saat itu hanya rumah keluarga kami lah hanya menggunakan lampu penerangan dari
lampu pelita yang menggunakan minyak tanah yang diisi di dalam bekas botol
minuman. Ya setiap pagi kami selalu tertawa karena hidung kami selalu hitam
terkena asap dari lampu tersebut. Kadang suasana kebun itu setiap pagi selalu
ramai dengan tawa-tawa kami sekeluarga. Lucu juga jika mengingat masa-masa
kecilku yang masa bahagiaku
Masa kecilku masa bahagiaku karena
saat itu lah merupakan senyuman dan bahagia yang tulus. Karena aku sangat tak
bisa membatasiku dari rasa malu. Salah dan bahkan celaan orang itu yang membuat
aku berpikir
“ah… masa bodoh pikirku dalam hati. Kenapa aku
bisa berkata seperti itu karena ketika aku masih kecil aku termasuk anak yang
anak yang banyak keinginan .kalau aku sudah menginginkan sesuatu harus
terpenuhi ya itu lah sikapku, namun ketika aku kembali melihat keadaan
keluargaku aku tersentak dan sering kali aku tersentak dan terjatuh putus
harapan aku berhenti dan berdiam diri mencoba mencari solusi untuk bisa
mengatasi keadaan ku saat itu. Ku putar otakku hingga aku sampai pusing dan
terbawa tidur. Ketika aku bangun sebuah hal yang terduga yang pada akhirnya
membuka pikiran ku. Ya ketika aku melihat seorang pemulung sedang memunggut
sampah dihadapanku tiba-tiba jiwaku terbangun pikiranku terasa
ada pelangi yang sedang bersinar diotakku. Mungkin kedengarannya sangat
memalukan tapi ini adalah satu jalan yang sangat baik ya ikut menjadi seorang
pemulung hampir bertahun-tahun .aku menggumpulkan sampah botol bekas pelastik
minuman dan lain-lain yang bisa untuk dijual. Dari penghasilan itu sangat
membantuku dan seluruh keluarga ku dari hasil memulung itu lah aku bisa membeli
buku pelajaran dan bisa bersekolah bahkan terkadang sering aku membeli
kebutuhan untuk keperluan ibuku. Dan sisanya aku sisihkan untuk aku tabung.
Banyak sekali kontroversi yang terjadi dari orang yang menghardikku menghinaku
dengan kata-kata yang kasar kadang ada pula yang memuji yang aku lakukan itu.
Aku hanya bisa bersabar dari orang yang tak suka padaku dan berterima kasih
padaku.
Kedua orang tuaku sebenarnya tak
mengizinkan apa yang aku lakukan Karena ayah dan ibuku masih mampu menghidupi
aku dan seluruh keluarga. Namun aku jelaskan pada ibuku
“
aku memang mencari uang dari tempat yang kotor dari sampah namun itu jauh lebih
halal dari pada aku menjadi seorang pencuri dan aku pun ingin tahu bagaimana
susah nya ibu dan ayah memeras keringat untuk memenuhi kebutuhan aku , adik dan
kakak ujarku meyakinkan ibuku”
Airmata
ibuku menetes sambil tersenyum mengelus rambutku menandakan bahwa ia bangga
terhadapku. Aku pun membalas senyuman ibuku sambil memeluk erat tubuhnya.
Bahkan ada catatan kecil dihatiku
hingga sekarang walau telah hampir berlalu bertahun-tahun. Sederet kata berikut
yang aku tulis disebuah kertas kecil:
RAPDI
anak orang miskin, gak punya rumah maka aku akan bermimpi menjadi pribadi yang
kaya.
RAPDI
anak orang miskin, makan nya berasal dari sampah namun itu suci
RAPDI
anak orang miskin, anak pemulung tak apa mungkin itu kelebihan saya.
Secarik
kata-kata itulah aku tulis dan ku tempelkan dibelakan pintuku
Waktu kian berlalu tanpa terasa masa
sulit menjadi hal yang membahagiakan ketika aku terpuruk ada keluarga yang
selalu bersamaku. Itu lah cara hidupku waktu aku hidup berada dilingkungan
baru. Penuh senyuman didalam kesusahan penuh canda tawa,air mata menjadi satu. Ingin rasanya aku kembali
kemasa-masa itu. Terima kasih masa kecilku masa bahagiaku. Terima kasih telah
melukiskan senyuman. Hingga aku berkata aku lah manusia Paling bahagia didunia
ini. Sejalan dengan ini aku bahagia sekali ini lah awal aku melukiskan mimpiku.
Secarik kertas ku tuliskan dengan
kisah yang akan menjadi pembimbing ku hingga aku menjadi orang besar suatu hari
nanti. Dari kesulitan ini lah akan mengajari aku kekuatan yang sesungguhnya.
Penuntun ku menuju mimpiku.
SAHABAT,DAN
SEKOLAH BARUKU TEMPATKU MENGEJAR MIMPI
Pagi yang cerah untuk hari senin
.dimana hari aku akan memasuki sekolah dasar yang baru. Dan tergambar mimpi
yang besar didepanku dengan semangat yang sangat diucapkan dengan kata-kata,
bahkan dengan semangat nya aku melangkah bersama kakek dan ayahku yang akan
mengurusi dokumen dan surat menyurat untuk melengkapi persyaratan untuk sekolah
ditempat yang baru.
Dengan perasaan yang penuh semangat
yang membakar ubun-ubunku. Ku langkahkan
kakiku dengan tangan kakek ku
mengenggam tanganku. Bersama kakak ku yang juga di pegang tangannya oleh
ayahku. Banyak sekali anak-anak di sekolah dasar itu melihatku. Kami menjadi
pusat perhatian anak-anak di sekitar lingkungan sekolah itu, untunglah saat itu
jarak antara rumah kakek ku dan sekolah sangat dekat jadi sebagian orang telah
mengenal siapa kakekku. Aku diantar ke kantor dahulu. Seorang guru datang
menghampiri kami dan tersenyum manis walau kelihatan paras wajahnya sangat
menyeramkan seperti senyuman wanita jahat ketika tersenyum ditelevisi. Setelah
ia datang menghampiriku dan mengajakku berbicara barulah aku sadar ia tak
seburuk wajahnya, karena setelah ia berbicara tutur katanya sangat sopan dan
ramah sekali, sejak saat itu lah aku menanamkan pada diriku jangan pernah
menilai orang dari sampulnya, jangan pernah menganggap sesuatu itu buruk tanpa
kita mencoba merangkulnya dan coba mengenalnya.
Pembicaraan antar ayahku dengan
kepala sekolah selesai. Ibu yang tadi bersamaku mengajak aku untuk ke kelas
baruku dan kakak ku bersama wali kelas nya. Aku sangat terkejut dan bercampur
senang rupanya ibu yang tadi bersama ku akan menjadi wali kelas ku untuk
setahun kedepan. Beliau memperkenalkan namanya ternyata namanya mirip nama pada
zaman nabi ya namanya ibu Maryam. Beliau menuntunku menuju kelas yang baru
dengan mengikuti dibelakang beliau. Akhirnya sampailah kami di kelas 1 yang
berada di paling pojok pertama masuk ke kelas semua mata tertuju padaku. Dengan
bangganya aku masuk dikelas itu karena aku seperti artis saja diperhatikan .aku
langgsung disuruh ibu Maryam memperkenalkan diri. Oh ya aku beritahu dulu ya
penampilan aku yang sekarang berbeda dengan waktu aku di sekolah dasar itu.
Kenapa bisa begitu karna aku anak yang super culun.
Pandangan ku beralih pada seorang
anak laki-laki yang dari tadi tersenyum padaku. Ternyata aku disuruh duduk
diantara anak laki-laki itu. Saat itu disekolah yang baru kursi yang kami
gunakan ditempati oleh 3orang sangat jauh berbeda dengan sekolah dasarku yang
lama dengan keadaan yang baru. Jumlah murid disekolah yang lama hanya berjumlah
15 orang saja sedangkan disekolah dan kelas yang baru ini jumlahnya 3 kali
lipat dari ya berjumlah 45 orang dalam satu kelas banyak bukan?.
Ada rasa malu ketika melihat
penampilan teman-teman baruku. Penampilan mereka bersih rapid an bagus jika di
bandingkan dengan penampilanku dengan baju putih yang terasa tak pantas disebut
putih karena terlihat kuning dan tipis disebankan sering dicuci wajarlah hanya
itu baju satu-satunya yang aku miliki jadi ketika baju basah dan tak kering
seringkali aku memakai baju basah, namun semua itu tak pernah nmenyurutkan aku
untuk bersekolah. Ku busungkan dadaku memperlihatkan baju kusamku pada
teman-temanku ketika aku pergi ke sekolah memberitahukan kepada mereka bahwa
baju kuning yang aku kenankan saat ini akan mengantarkan ku menempuh jenjang
pendidikanku. Seperti pada bab sebelumnya aku menjadi pemulung untuk membeli
apa yang aku inginkan. Dari tabungan yang ku sisihkan dari memulung itulah aku
kumpulkan untuk membeli baju baru. Ini lah aku dengan segala kekuranganku
menjadi sebuah kelebihan yang unik dari karakterku. Karena aku percaya janji
allah ia akan selalu melihat hambanya begitulah keyakinanku saat itu.
Pelajaran dihari pertama terasa
begitu sangat singkat hari itu aku menemukan teman baru yang nasibnya sama
denganku bahkan lebih buruk dariku. Namun kebaikan hatinya sekaligus
ketegarannya memotivasikan ku untuk bisa jauh lebih tegar darinya, namanya
wandi. Ia menjadi temanku selama berbulan hingga pada akhirnya tuhan harus
memintanya untuk pulang. Baru ku sadari setelah kepergiannya ternyata dibalik
senyumannya tersimpan sakit yang begitu dalam untuk ia hadapi. Ia divonis
penyakit kanker ganas. Dia lah orang pertama yang mengajariku bagaimana
menghadapi semua itu. Masalah bukan untuk kita sesali namun masalah harus lah
dihadapi, karena pada hakikatnya sebaik-baik nya manussia hanya manusia yang
bermanfaat bagi orang lain yang paling baik. Semoga ia tenang disana akan
selalu aku kenang senyum yang selalu menyapa ku setiap pagi dan pulang sekolah.
Ia teman ku ia sahabat terbaikku. Ku yakin ia tersenyum padaku dari atas sana
melihatku selamat jalan sahabatku wandi.
Cerita baru akan ku mulai
setelah kepergian sahabatku disekolah
dasarku. Dengan semangat yang penuh air mata dan keharuan atas semangat yang
dulu ada didekatku. Kini aku lewati masa-masa diseklah dasar dengan semangat
yang baru dan berpikir yang baru.
Ada sebuah kejadian lucu ketika
pelajaran membaca. Kami diajarkan membaca namun terlebih dahulu menghapal
alfabets hingga kami bisa menyusunnya menjadi sebuah kata. Ada buku bacaan
bergambar yang tulisannya pipa aku disuruh mengejanya “pi…ipi..pa…pa… uncoy bu jawabku”
Semua
orang tertawa mendengar aku membaca dengan gagap. Sekian banyak cerita dan
kejadian yang terjadi dimasa-masa SD (sekolah dasar). Dari yang menyedihkan
sampai yang membahagiakan semua nya sulit untuk dilupakan.
Dikelas ini aku berjuang
bersama-sama dengan orang-orang hebat yang insyaallah akan sukses suatu hari
nanti,amin. Aku juga menemukan seorang sahabat yang akan berjalan menapaki
dunia pendidikan. Ada seorang anak yang nantinya akan menjadi sahabatku dari
anak-anak hingga kami remaja namanya Maulana. Dia orang yang baik , tidak pelit
dan sangat banyak mengajariku kisah hebat.
Waktu berlalu begitu cepat. Aku
tumbuh menjadi anak dan beragam karakter yang menganggumkan. Dan masa-masa
terakhir sekolah dasarku hampir selesai. Aku lulus dari SD itu dengan nilai
yang tidak begitu mengecewakan. Karena saat itu aku menghadapi banyak masalah
yang sangat sulit untuk aku hadapi. Dari pertengkaran orang tua hampir setiap
hari sejak aku duduk dikelas 4 SD. Ya itu lah sebab aku menjadi anak yang
lumayan bandel karena kecewa pada keadaan hingga saat itu aku memutuskan untuk
pindah tinggal serumah dengan nenek dan kakekku. Ya..hingga sekarang umurku
sudah 18 tahun aku belum kembali kerumah orang tuaku untuk tidur disana ,
paling hanya pergi main 1jam saja paling lama. Ingin rasanya memiliki kasih
sayang seperti beliau. Ayah bunda aku rindu kalian.
PERJALANAN
SEJUTA CINTA
Setelah sekian lama dan binggung
untuk masuk diSMP mana. Hingga aku memutuskan bersekolah diSMPN 1 Puding Besar.
Disana aku menjalani nya selama 3 tahun berada dikelas unggulan VIIC,VIIIA, dan
XID dengan berhasil membuktikan talenta tarbaikku berada di SMP itu. Pada awal
masuk dulu aku adalah anak yang kutu buku. Mau tahu kenapa? Karena setiap jam
istirahat aku langgsung pergi keperpustakaan untuk membaca buku. Hingga apa
yang ku lakukan itu selama 1 tahun membuahkan hasil yang memuaskan. Aku menjadi
juara kelas selama 2 semester berturut-turut selama dikelas 7.
Semua berubah ketika, aku sudah
mulai mengenal dengan yang namanya cinta, ada perasaan yang berbeda pada salah
seorang siswa yang duduk nya tidak begitu jauh dari tempat dudukku. Namanya
Siti Haryanti dia seorang gadis yang periang, cantik dan sangat ingin rasanya
aku selalu bersamanya semua lagu terasa bordering indah ditelinga ku.
Semua berawal dari pandangan nya padaku
aku dibawa terbang dan tak mampu ucapkan satu kata pun
(BERSAMBUNG)
(BERSAMBUNG)
Teruslah berkarya bung. Teruslah menginspirasi pemuda2 diluar sana. Tp sepertinya anda butuh editor sebelum tulisan anda diposting di blog anda. :)
BalasHapusalhamdulillah dalam prose belajar menjadi lebih baik
Hapusterima kasih sukses selalu
BalasHapussemoga selalu bisa melanjutkan a dan terus belajar terima kasih atas arahannya
BalasHapusRapdii, jujur q nanges maca cerita pok deawal perjuangan pok,, lanjut ae cepat men,, tpi kisah cinta ae kayak-kayak ae cepat igek d'SMP.. tpi beguslah kisah nyata lebih baik daripada kisah d'buat2.. teros maju rapdi jen nyerah.. !
BalasHapusRapdi pasti bisa menjadi org sukses....
BalasHapusThanks semuanya
BalasHapus